mengingat 14-17 tahun yang lalu
ketika pagi2 aku direbuskan air panas untuk mandi, dan apabila
terburu-buru air mandi yg akan kugunakan tidak pas, dan aku memukul2 air
dengan gayung sehingga membuat lantai basah
kemudian aku ikut kemana-mana, digendong
ketika aku meminta dibelikan jajan yg dikiraa tak boleh dikonsumsi anak
kecil, dan dengan lugunya bertnya ke pemilik toko, "niki damel lare
alit mboten npo2?"
ketika aku memakan sekaligus buah yg dibelikan, 2kg pun habis
ketika aku menghabiskan uang kadang 5rb sehari pada saat itu untuk jajan
ketika aku ingin bakso dan harus digendong untuk mengejar abang bakso yg sudah jauh
ketika aku diasuh, dan maen kemana2 dg membawa tikar dan bantal untuk tiduran karena sakit
ketika aku memecahkan piring, gelas dan aku menyembunyikannya
ditumpukan kayu, setelah beberapa hari baru aku mendekat dan bercerita
ketika didapur
ketika aku dibela dan dilindungi atas orang2 yg tak suka kepadaku,yg memarahiku
ketika beranjak sekolah, aku diantar dan ditunggu setiap hari, dan
menangis ketika ditinggal, sehingga bergantian merelakan waktunya
uuntukmencari uang demi aku,sekolahku
ketika aku didoakan untuk menjadi orang pintar,hebat
ketika aku didongengkan setiap malam
ketika aku meminta diantar ikut kesawah malam2 hari
ketika aku sakit dan selalu dipanggilkan "mbbah dukun"
ketika semua apa yg dimiliki disimpan dan diberikan untukku bukan oran
lain, bahkan berpura2 sakit perut untuk menyembunyikan sesuatu
ketika aku menangis tak mau jauh
dan ketika aku harus kembali kerumahku, bersama orangtuanku, membawa sepeda dan boneka kesanyanganku
dan mulai usiaku 6 tahun
ketika libur sekolah aku selalu berharap untuk libur panjang
dan sellau seperti itu
dan sekarang, masih tetapp sama,
kasih sayng yg amat besar untukku, cucu mereka.
19 tahun usiaku
aku belum bisa memberikan apapun, sedikitpun, dan bahkan sampai saat ini aku masih menerima, belum bsa member
diusia yg sudah tua, aku selalu berdoa agar kalian sehat, dan diberi
umur panjang, melihatku menjadi orang yg sukse sprti yg kalian harap dan
doakan
melihatku menikah, memiliki anak, dan seterusnya
aku ingin cepat memberikan hadiah yg istimewa untuk kalian, kakek dan nenekku.
aku ingin kalian bahagia memiliki cucu sepertiku dan bahagia melihat keberhasilanku dalam hidup nanti
...
melihat wajah sayu kalian ketika terdiam, hatiku menangis jika kalian tau, aku menyadari kalian sudah tau, dan aku merasa sangat takut. lipatan-lipatan dan garis2 yg ada diwajah kalian, membuat mataku tak bisa membendung tangis lagi, andaikan aku bisa, setiap hari, setiap menit aku akan berada di dekat kalian, tak ingin jauh2, ingin membalas semua kebaikan kalian untukku, merawatku, meski waktu kalian tak banyak , harus dibagi2, tai keetahuilah, aku, sangat takut kehilangan kalian T_T
"yaallah, berikanlah kesehatan dan umur panjang bagi mereka yg selalu
menyayangiku, agar aku dapat membalas kebaikannya,kasih sayangnya, dan
agar mereka melihat aku sukses,aku ingin membahagiakannya,, amiin"
yg sekarang merindukanmu,sangat merindukan kalian — sedih
Sabtu, 05 Oktober 2013
Rabu, 02 Oktober 2013
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan keterrsediaan kedelai di indonesia
KETIDAKSEIMBANGAN
ANTARA KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN KEDELAI DI INDONESIA
TUGAS MATA KULIAH
TBT SEMUSIM TANAMAN
Dosen Pengampu
Ir. Panud Sahari, MP
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
السلا معليكم ورحمة الله وبر كا ته
بسم الله الر حمن الر حيم, Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas berkah, rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya serta yang telah memberikan nikmat-Nya kepada kami, berupa
nikmat sehat, nikmat iman dan islam sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
membuat Makalah TBT Semusim Tahunan yang berjudul ketidakseimbangan Antara
Kebutuhan dan Ketersediaan Kedelai di Indonesia ini
dengan baik.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca sangat di
perlukan demi kesempurnaan makalah ini. Dengan segala kerendahan hati kami sampaikan
terimakasih kepada Bapak Panud selaku Pengampu dan pembimbing dalam pembuatan
makalah ini dan siapa saja yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap, semoga makalah yang kami buat
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.امين
والسلا معليكم ورحمة الله وبركا ته
Surakarta, 02 Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
BAB
II : PEMBAHASAN
A.
Prospek Kedelai di Indonesia
B.
Ketersediaan Kedelai di Indonesia
C.
Persiapan Bahan Tanam Kedelai
D.
Tingkat Produksi Kedelai di Indonesia
E.
Hubungan antara Tingkat Produksi dan
Persiapan Bahan Tanam
BAB III : PENUTUP
A.
Kritik
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Globalisasi yang telah menjamur di Indonesia
memberikan dampak positif dan negatif. Dalam dunia pertanian,
teknologi-teknologi yang mendukung peningkatan produksi mulai bermunculan,
tidak hanya sampai pada teknologi namun aktivitas ekspor dan impor hasil pertanian
mulai meningkat. Ekspor yang dilakukan Indonesia diantaranya adalah minyak
sawit, beberapa jenis buah seperti durian, salak, papaya dan pisang. Ekspor
sudah diketahui akan memberikan keuntungan yaitu bertambahnya devisa Negara.
Namun, perlu disadari ekspor yang dilakukan Indonesia masih relatif kecil.
Fakta yang membuat miris
adalah Negara Indonesia dengan luasan lahan yang sangat luas, hasil produksi
pertanian belum mampu memenuhi kebutuhan pangan. Beras, gula, gandum, jagung
dan kedelai adalah beberapa komoditi yang masih di impor oleh Indonesia. Permasalahan
impor yang saat ini sangat terlihat adalah pada komoditas kedelai.
Masyarakat Indonesia yang
memiliki kearifan lokal sangat dekat dengan kedelai sebagai bahan baku
pembuatan tempe dan tahu. Namun, ketersediaan kedelai lokal dari tahun ke tahun
semakin menurun, hal ini dimungkinkan karena kurangnya petani yang berminat
untuk menanan kedelai dan banyak pengrajin tempe dan tahu lebih menyukai bahan
baku kedelai impor yang dianggap memiliki kualitas yang bagus. Hal inilah yang
menyebabkan impor kedelai dari tahun ke tahun selalu meningkat, bahkan impor
yang dilakukan pemerintah belum memenuhi kebutuhan nasional. Tidak hanya sampai
disitu, Negara pengekspor kedelai tidak selalu memiliki keadaan ekonomi yang
baik, pada tahun ini misalnya, Amerika yang merupakan salah satu pengekspor
terbesar kedelai ke Indonesia mengalami beberapa permasalahn ekonomi yang
menyebabkan peningkatan harga kedelai sehingga pengrajin tempe tahu kesulitan
untuk membeli bahan baku yang harganya semakin naik, tidak hanya itu, ada
faktor lain yang menyebabkan harga kedelai naik, yaitu kurs rupiah yang naik.
Sulitnya
pengrajin tempe dan tahu untuk menjangkau harga kedelai yang naik seharusnya
tidak terjadi apabila Indonesia secara mandiri mampu memproduksi kedelai yang
tinggi sehingga kebutuhan nasional dapat terpenuhi. Tidak perlu ada lagi
kedelai impor di Indonesia apabila kualitas kedelai produksi dalam negeri tidak
kalah bagus. Selain mengurangi biaya belanja Negara yang tinggi, pengurangan
kemudian penghentian impor kedelai diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
petani dan pengrajin tempe dan tahu yang tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi
untuk membeli bahan baku. Hal ini akan terjadi apabila produksi dan kualitas kedelai
di Indonesia tinggi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
prospek kedelai di Indonesia?
2.
Bagaimana
ketersediaan kedelai di Indonesia?
3.
Bagaimana
persiapan bahan tanam kedelai secara umum di Indonesia?
4.
Bagaimana
tingkat produksi kedelai di Indonesia?
5.
Adakah
hubungan antara tingkat produksi dan persiapan bahan tanam kedelai di
Indonesia?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
prospek, ketersediaan, persiapan bahan tanam dan tingkat produksi kedelai di
Indonesia
2.
Menganalisa
hubungan antara tingkat produksi dan persiapan bahan tanam kedelai di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prospek Kedelai di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumberdaya alam berupa lahan yang relatif cukup luas dan subur. Dengan iklim, suhu dan kelembaban yang cocok untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman pangan pokok, maka hampir seluruh tanaman pangan pokok tersebut (biji-bijian, umbi-umbian dan kacang-kacangan asli Indonesia) dapat tumbuh dengan relatif baik.
Salah satu jenis tanaman pangan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah tanaman kedelai (Glysine max (L) Merril). Kedelai merupakan salah satu mata dagangan yang pasokannya di Indonesia semakin cenderung tidak dapat dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri sendiri. Saat ini tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang penting setelah beras disamping sebagai bahan pakan dan industri olahan. Karena hampir 90% digunakan sebagai bahan pangan maka ketersediaan kedelai menjadi faktor yang cukup penting.
Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting sebagai sumber protein nabati untuk peningkatan gizi dan mengatasi penyakit kurang gizi seperti busung lapar Perkembangan manfaat kedelai di samping sebagai sumber protein, makanan berbahan kedelai dapat dipakai juga sebagai penurun kolesterol darah yang dapat mencegah penyakit jantung. Selain itu, kedelai dapat berfungsi sebagai antioksidan dan dapat mencegah penyakit kanker. Oleh karena itu, ke depan proyeksi kebutuhan kedelai akan meningkat.
Dalam kehidupan masyarakat
kita, kedelai telah dikenal sejak lama sebagai salah satu tanaman sumber
protein nabati dengan kandungan 39% - 41% yang diolah menjadi bahan makanan,
minuman serta penyedap cita rasa makanan, misalnya yang sudah sangat terkenal
adalah tempe, tahu, kecap, tauco dan tauge. Bahkan diolah secara modern menjadi susu dan
minuman sari kedelai yang dikemas dalam karton khusus atau botolan. Selain itu
kedelai
juga berperan penting dalam beberapa kegiatan industri hingga peternakan.
Sebagai bahan makanan kedelai sangat berkhasiat bagi pertumbuhan dan menjaga kondisi sel-sel tubuh. Kedelai banyak mengandung unsur dan zat-zat makanan penting seperti protein, lemak, karbohidrat dan sebagainya. Selain bijinya, dari tanaman kedelai ini beberapa bagian dari tanaman juga berguna untuk usaha peternakan, misalnya dari daun dan batangnya dapat digunakan untuk makanan ternak dan pupuk hijau.
Sedangkan dari kacang
kedelainya, selain untuk bahan baku seperti telah disebutkan di atas, juga
dapat dikembangkan beberapa cabang yang dapat diolah lebih lanjut. Untuk cabang
"protein kedelai" dapat diolah menjadi bahan industri
makanan (seperti susu, vetsin, kue, dll) dan industri nonmakanan (seperti
kertas, cat air, tinta cetak dll). Selanjutnya dari cabang minyak kedelai dapat
digunakan sebagai bahan gliserida (seperti minyak goreng, margarin, tinta, pernis, dll) dan
sebagai
bahan lecithin (seperti margarine, insektisida, plastik, industri farmasi
dll).
Dengan demikian, tampak bahwa tanaman kedelai memiliki manfaat ekonomis yang luas dan strategis, sekaligus berkaitan erat bagi pengembangan industri hilir. Oleh karena itu, dapat dimengerti apabila kebutuhan kedelai di dalam negeri sangat besar, bahkan untuk memenuhi permintaan ini dari tahun ke tahun impor kedelai cenderung meningkat.
B. Ketersediaan Kedelai di Indonesia
Harga kedelai yang akhir-akhir ini meningkat dari semula Rp 3450/kg menjadi Rp 7500/kg menyebabkan perusahaan tempe dan tahu mengurangi produksi, bahkan sebagian diantaranya gulung tikar. Akibatnya, harga tempe tahu menjadi relatif mahal, terutama bagi masyarakat golongan ekonomi lemah. Padahal tempe tahu menjadi menu utama sebagian besar masyarakat.
Dengan tingkat konsumsi 8,1 kg/kapita/tahun pada tahun 2005, produksi kedelai dalam negeri baru mencapai 808 ribu ton hanya mampu memenuhi 35-40% kebutuhan, sedangkan sisanya harus diimpor. Impor kedelai pada tahun 2005 telah mencapai 1,2 juta ton, lalu meningkat 1,3 juta ton pada tahun 2007 karena produksi dalam negeri turun 25%. Pada tahun 2012 lalu produksi kedelai adalah sekitar 851,65 ribu ton. Hingga sekarang impor kedelai berkisar antara 2,2 juta-2,5 juta ton kedelai.
Dalam 15 tahun terakhir, Badan Litbang Pertanian telah melepas 34 varietas unggul kedelai dengan potensi hasil lebih dari 2 ton/ha. Dalam perkembangannya, adopsi petani terhadap varietas-varietas unggul relatif lambat. Selain itu, pengrajin tempe tahu cenderung memilih kedelai impor karena pasokan bahan bakunya terjamin, harga lebih murah dan ukuran bijinya lebih besar dibanding kedelai nasional. Sesungguhnya, Badan Litbang pertanian telah menghasilkan kedelai berbiji besar dengan bobot 14-17g/100 biji, mirip kedelai impor dengan bobot rata-rata 16g/100 biji. Varietas unggul tersebut antara lain adalah Anjasmoro, Burangrang, Bromo, dan Agromulyo. Mutu tempe yang dibuat dari varietas tersebut sama dengan tempe yang dibuat dengan menggunakan kedelai impor, bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi.
Tabel 1.1 Kualitas Tempe Varietas Unggul Indonesia dengan Kedelai Impor
Uraian |
Varietas Burangrang |
Varietas Bromo |
Kedelai Impor |
Bobot 100 biji (g) |
16,2 |
15,8 |
16 |
Kadar protein biji (% bk) |
39,2 |
37,8 |
35 |
Kadar protein tempe : |
|
|
|
Bobot basah (%) |
26,7 |
24,3 |
22,1 |
Bobot kering (%) |
75,2 |
65,2 |
60,2 |
Rendemen (%) |
152,5 |
148,4 |
138,4 |
Warna, aroma, dan rasa tempe menurut responden |
Disukai |
Disukai |
Disukai |
Sumber : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 30 No. 1 2008
Namun begitu, pengrajin dengan bahan baku kedelai masih saja tertarik dengan kedelai impor karena jumlah pasokannya yang stabil dan kualitas yang dianggap lebih baik serta harga yang lebih murah.
C. Persiapan Bahan Tanam Kedelai
Penggunaan varietas unggul mempunyai adaptasi tinggi kepada pola tanam dan kondisi setempat merupakan faktor penting. Di pulau jawa varietas kedelai yang diinginkan umumnya adalah varietas-varietas berumur pendek dan berbiji kecil. Varietas berumur pendek sangat disenangi didaerah tersebut karena dapat dimanfaatkan untuk mengisi pola tanam yang waktunya hanya sekitar 80 hari.
Kedelai menunjukkan sifat-sifat kekhususan, baik terhadap daerahnya maupun terhadap musim. Berdasarkan pengamatan dilapang, varietas-varietas tertentu seperti Dempo (Amerikana) memberikan hasil yang cukup baik apabila ditanam di lahan-lahan subur, demikian juga dengan varietas orba dan Wilis. Varietas Lokon relatif lebih tahan terhadap musim kemarau dan umurnya relatif pendek, namun hasil rata-ratanya per hektar lebih rendah dibandingkan dengan Dempo dan Wilis. Varietas-varietas unggul lokal pada umumnya berkapasitas hasil kurang, namun mempunyai sifat-sifat penyesuaian setempat yang lebih mantap.
Untuk meningkatkan mutu benih maka peranan BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih) di daerah perlu ditingkatkan. Pembinaan atau pengawasan mutu sejak pertanaman di lapangan hingga pengolahan benih, terutama dalam pengecekan daya kecambah agar mendapat perhatian. Varietas-varietas yang digunakan disamping varietas unggul baru adalah varietas unggul lokal yang telah berkembang di daerah tersebut. beberapa perusahaan pembimbing yang diharapkan dapat berfungsi untuk menguasai hasil pertanaman dan menyalurkannya sebagai beni ke lookasi lainnya adalah perum Sang Hyang Seri, PT Pertani, PT Patra Tani dan PUSKUD.
Mutu benih kedelai terutama ditentukan oleh daya kecambah benih itu sendiri. Daya kecambah benih kedelai sangat cepat merosot. Benih-benih yang dihasilkan, berdasarkan pengalaman hanya dapat disimpan 2-3 bulan setelah panen. Dalam penanaman kedelai hal yang utama diperhatikan salah satunya adalah bahan tanam. Untuk mendapatkan produksi yang baik, perlu dilakukan persiapan bahan tanam sebagai berikut :
a. Teknik Benih
Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, maka benih yang digunakan harus yang berkualitas baik, artinya benih mempunyai daya tumbuh yang besar dan seragam, tidak tercemar dengan varietas - varietas lainnya, bersih dari kotoran, dan tidak terinfeksi dengan hama penyakit. Benih yang ditanam juga harus merupakan varietas unggul yang berproduksi tinggi, berumur genjah/pendek dan tahan terhadap serangan hama penyakit
Saat ini banyak jenis varietas kedelai unggul hasil pemuliaan yang dilepas untuk dikembangkan. Diantara varietas unggul baru tersebut adalah Slamet, Sindoro, grobogan, Argomulyo, Burangrang, Kaba, Anjasmoro, dan Panderman. Varietas kedelai yang unggul untuk suatu daerah belum tentu menunjukan keunggulan yang sama di daerah lain, karena faktor perbedaan iklim, topografi, dan cara tanam, sebagaimana kita tahu bahwa di Indonesia agroekologinya sangat beragam. Maka untuk mengetahui keunggulan dan adaptasi varietas baru terhadap lingkungan, serta mendapatkan informasi varietas yang produktivitasnya tinggi, dan sebagai bahan rekomendasi varietas spesifik lokasi.
Adanya benih unggul tidak serta merta membuat produksi kedelai meningkat. Sifat dari benih unggul hasil persilangan adalah akan menghasilkan keturunan sama dengan induknya pada F0, dan akan mulai menurun pada F1. Kebanyakan petani kedelai menanam kedelai dengan benih milik sendiri atau beli ke tetangga yang merupakan hasil panen sebelumnya. Sehingga, hasil produksi relatif rendah.
b. Penyiapan Benih
Pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur dengan legin (produk bioteknologi untuk membantu kedelai dalam penyediaan N yang diikat di udara, legin adalah inokuulum kedelai yang mengandung bakteri rhizobium). Pemakaian legin dapat meningkatkan produksi rata-rata 0,25 ton/ha dengan variasi 0,13-0,56 ton/ha. Penggunaan legin dengan pemupukan sesuai dengan anjuran setempat meningkatkan produksi lebih besar dibandingkan hanya memakai legin saja. Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau kacang - kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari udara.
Untuk mencegah serangan hama lalat bibit, sebelum ditanam benih dicampur dengan pestisida (Marshall dengan dosis 100 gram/5 kg benih). Benih dibasahi secukupnya lalu dibubuhi Marshall dan diaduk rata. Tidak hanya menggunakan Marshall tapi dapat menggunakan pestisida lain yang sesuai.
c. Teknik Penyemaian Benih
Penanaman dengan benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah dapat diatasi dengan cara menanamkan 3 - 4 biji tiap lubang, atau dengan memperpendek jarak tanam. Jarak tanam pada penanaman benih berdasarkan tipe pertumbuhan tegak dapat diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan agak condong (batang bercabang banyak) diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhan tanaman yang satu dengan lainnya tidak terganggu.
d. Pemindahan Bibit
Ketika memindah yaitu menunjuk akar tanaman di kebun, perlu memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati
D. Tingkat Produksi Kedelai di Indonesia
Produksi kedelai nasional mengalami kenaikan pada tahun 2005 sampai 2012. Pada tahun 2005 produksi kedelai 808 ribu ton, sedangkan pada tahun 2012 produksi kedelai adalah 851,65 ribu ton. Apabila dihitung setiap tahun mengalami kenaikan maka produksi kedelai mengalami kenaikan pada setiap tahunnya adalah 6,23 ribu ton, padahal pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 25%. Meskipun mengalami kenaikan, produksi kedelai kita tergolong rendah dengan tidak mampunya memenuhi kebutuhan nasional. Hingga sekarang impor kedelai berkisar antara 2,2 juta-2,5 juta ton kedelai. Produksi kedelai Indonesia hanya mencukupi 35-40% dari kebutuhan nasional.
Masih rendahnya produksi kedelai di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
a. Keterbatasan wilayah penyebaran potensi kedelai
b. Status kedelai dalam usaha tani. Kebanyakan petani menan kedelai hanya untuk menunggu musim tanam padi selanjutnya, istilahnya daripada lahan nganggur. Itupun hanya sedikit petani yang menanam kedelai di sela musim tanam poko karena dirasa hasil dari produksi tidak sebanding dengan usaha budidaya.
c. Usaha perluasan areal pada lahan bukaan baru pada umumnya menemui kendala berupa kemasaman tanah
d. Kesadaran petani akan hama, pathogen dan gulma masih kurang dalam hal pengendalian
e. Penggunaan benih hasil dari panen sebelumnya, bukan benih unggul yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian sehingga cenderung hasilnya kurang sampai tidak bagus
E. Hubungan antara Tingkat Produksi dan Persiapan Bahan Tanam
Dalam membudidayakan suatu tanaman haruslah memperhatikan aspek-aspek dalam budidaya, salah satunya adalah persiapan bahan tanam. Budidaya kedelai menurut beberapa petani termasuk kategori susah. Hasil produksi tidak sesuai yang diharapkan bahkan rendah. Aspek terpenting dalam budidaya untuk mendapatkan produksi tinggi adalah persiapan bahan tanam. Benih, adalah salah satu faktor utama tingkat keberhasilan produksi tanaman kedelai. Benih unggul adalah benih yang sudah memiliki kualifikasi tinggi, memiliki bentuk sempurna, mengkilat, tidak keriput dan bebas dari campuran benda lain serta bebas dari hama maupun pathogen. Benih unggul dapat diperoleh dari toko-toko saprodi. Tetapi, kebanyakan petani kurang memperhatikan pentingnya kualitas benih.
Akibat dari menanam kedelai hanya untuk mengisi sela waktu tanam padi, petani hanya menggunakan benih dari hasil panen sebelumnya yang penyimpanannya dirasa tidak sesuai standar sehingga terdapat hama dan pathogen. Benih dalam penyimpanan yang terserang hama maupun pathogen apabila ditanam pasti tidak dapat tumbuh semua atau bahan tidak dapat tumbuh, misalkan tumbuh produksinya rendah. Hal tersebut karena benih yang digunakan petani sudah pada keturunan yang tidak diketahui urutannya. Benih unggul yang baik untuk ditanam adalah pada F0, bahkan ketika sampai pada F1 mutu benih sudah menurun.
Penggunaan benih dari penyimpanan panen sebelumnya sudah tidak bagus, didukung dengan kekurangan petani dalam hal mengetaui serangan hama dan pathogen yang dapat terjadi ketika penyimpanan, sehingga petani tidak memberikan atau mencampur benih yang akan ditanam dengan pestisida. Benih unggul yang masih berasal dari saprodi masih disarankan untuk dicamur dengan pestisida sebelum ditanam dengan tujuan hama yang terdapat selama penyimpanan mati dan tidak berkembang pada tanaman padi yang sudah tumbuh,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Kedelai
memiliki prospek yang sangat bagus di Indonesia, karena kedelai merupakan salah
satu bahan pangan yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat, yaitu sebagai
bahan baku tempe, tahu, kecap, tauge dan susu kedelai
2.
Ketersediaan
kedelai di Indonesia masih rendah meskipun pada tahun 2012 produksi kedelai
mengalami kenaikan, sehingga impor terus dilakukan, bahkan cenderung meningkat
karena kebutuhan nasional tidak dibarengi dengan tingkat produksi yang
signifikan
3.
Impor yang cenderung
meningkat juga disebabkan oleh para pengrajin bahan baku kedelai yang lebih
tertarik pada kedelai impor karena dirasa kualitasnya lebih baik daripada
kedelai budidaya petani indonesia
4. Persiapan bahan tanam secara umum di Indonesia masih
tergolong rendah, petani masih menggunakan benih hasil dari panen sebelumnya
sehingga kualitas dan produksi kedelai menurun meskipun sudah adanya
benih-benih unggul yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian
B. Saran
1.
Adanya
pendekatan kepada petani mengenai penggunaan benih unggul dalam upaya
peningkatan produksi pertanian
2.
Memberikan
pemahaman terhadap petani apabila suatu lahan secara terus menerus ditanami
suatu komoditas yang sama akan mempengaruhi kesuburan tanah serta populasi
suatu hama
3.
Ikut mendorong
kesadaran petani tentang prospek kedelai yang tinggi
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimuos,
2004a. Dukungan inovasi teknologi dalam program bangkit kedelai.
Puslitbangtan. Makalah disampaikan pada Bangkit Kedelai di Cisarua.
Ditjentan. Bogor. 36 hlm
Puslitbangtan. Makalah disampaikan pada Bangkit Kedelai di Cisarua.
Ditjentan. Bogor. 36 hlm
Gonzales,
L.A. , F. Kasryno, N.D. Perez and M.W. Rosegrant. 1993. Economic
Incentives and Comparative Advantage in Indonesian Food Crop Production.
Incentives and Comparative Advantage in Indonesian Food Crop Production.
Nurhayati, Wiji. 2013. BPS Ramalkan Produksi Kedelai Lokal Tahun 2013 Meningkat.http://finance.detik.com/read/2013/09/07/111949/2352081/1036/bps-ramalkan-produksi-kedelai-lokal-tahun-2013-meningkat. Diakses pada hari Rabu, 02 Oktober 2013 pukul 19.00 WIB
Sadikin,
Sumarno, Ismunadji dkk. 1983. Kedelai. Bogor : Badan Penelitian dan Pegembangan
Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Vol. 30 No.1 2008
Langganan:
Postingan (Atom)